AMALAN RINGAN PEMBUKA PINTU SURGA
1. Berdzikir (bertasbih)
Kepada Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى
الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ،
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan
dicintai ar-Rahmaan:
‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya kami memuji)
‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)
2. Meridhai Allah, Islam dan Rasulullah
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ
يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا
وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba muslim
mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu
billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam
nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku (Tuhan ku), Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak
tiga kali, melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada
hari kiamat kelak.” (HR Ahmad)
3. Menuntut Ilmu Syar’i
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan
untuk mencari
ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim no 2699)
4. Menahan Marah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ عَلَى أَنْ
يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي اَيِّ الْحُورِ شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan amarahnya
padahal dia mampu untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di
hadapan para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya bidadari-bidadari yang
dia suka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi)
5. Membaca Ayat Kursi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ
يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat,
maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali jika dia
mati.” (HR An-Nasaa’i)
Maksudnya adalah jika dia mati, dia
akan masuk surga dengan rahmat dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla.
6. Menyingkirkan Gangguan di Jalan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي
شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan
yang selalu mengganggu manusia”
(HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا
يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ
“Ada seorang lelaki berjalan
melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah,
sungguh aku akan singkirkan ranting
ini dari kaum muslimin agar tidak
menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim)
7. Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at
مَا مِنْ أَحَدٍ
يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ
وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Tidaklah seseorang yang berwudhu dan mengerjakan wudhunya dengan baik dan
mengerjakan shalat dua rakaat dengan ikhlas dan tenang karena Allah, kecuali
dia akan mendapatkan surga.” (HR Muslim)
مَنْ
تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ
فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Rasulullah bertanya
kepada sahabat Bilal :
يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي
الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ
قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا
فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا
كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakanlah
kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan. Karena sesungguhnya
aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam surga.” Bilal berkata,
”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku harapkan melainkan setiap
kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu mengerjakan shalat yang
bisa aku lakukan.” (HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458)
8. Membela Kehormatan Saudaranya di Saat Ketidakhadirannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ رَدَّ عَن عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَن وَجْهِهِ
النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa membela harga diri
saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan memalingkan wajahnya dari api
neraka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحيَيْهِ وَ شَرَّ مَا
بَيْنَ رِجْلَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang Allah lindungi
dari keburukan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu mulut) dan
keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), niscaya dia akan
masuk surga.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi)
9. Menjauhi Debat Kusir Walaupun Benar
Sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ
وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ
وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku akan menjamin sebuah rumah di
dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak
yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang
meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin
sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
10. Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at
مَا مِنْ أَحَدٍ
يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ
وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Tidaklah seseorang yang berwudhu dan mengerjakan wudhunya dengan baik dan
mengerjakan shalat dua rakaat dengan ikhlas dan tenang karena Allah, kecuali
dia akan mendapatkan surga.” (HR Muslim)
مَنْ
تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا
نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa mengambil wudlu
seperti cara aku berwudlu kemudian dia menunaikan shalat dua rakaat dan tidak
berkata-kata antara wudlu dan shalat, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya
yang telah lalu." ( Shohih
Bukhori, no.159 dan Shohih Muslim, no.226)
Amalan inilah
yang dirutinkan oleh sahabat Bilal yang telah menjadikannya sebagai penghuni
surga dengan kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.
يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي
الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ
قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا
فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا
كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّي
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakanlah
kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan. Karena sesungguhnya
aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam surga.” Bilal berkata,
”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku harapkan melainkan setiap
kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu mengerjakan shalat yang
bisa aku lakukan.” (HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458)
H. Afif Muhadi Ahmad
Diambil dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar